Keghairahan memuja empunya pencipta ditafsir nyata dek detik olekan setiap biji mestika ungu berangkai. Tiga puluh lima tasbih berlaga. Disemat, diusung lalu dibawa peneman sesudah bersujud.
Cairan rona ungu melebur lalu bersebati dengan kerancuan jiwa. Tadahan deria paling setia mengemudi setiap perilaku masih mengharap satu ketenangan luhur dalam tiga puluh empat sujud.
Denyutan mengkal urat dan sendi seolah utusan sang penggoda. Mestika ungu di ulang perkiraan melawan hamburan mengkis menggila.
Ya Allah, pelahir aku ke dunia. Rangkum sepasang hati yang masih bergantung pada ranting rapuh supaya damai. Ranumkan cinta ratna supaya tidak lagi beserbah menyeksa hati dari kusyuk merenungMu.